Minggu, 15 Mei 2011

Negeri Cahaya

Ada suatu negeri, semua bentuk kehidupannya hanya berupa cahaya. Disana setiap manusia berkomunikasi dengan bahasa cahaya dan mengekspersikan semua gerak kehidupannya dengan cahaya. Berbagai bentuk pakaian, makanan, bangunan, jalanan, kendaraan, peralatan, tanaman hewan, tumbuhan dan sebagainya semua dalam bentuk serba cahaya.

Pada langitnya yang berlapis-lapis dengan cahaya yang berwarna warni, pada lapisan terrendahnya sudah berubah warna menjadi jingga. Sesosok cahaya biru tua yang memancar keputihan tepinya perlahan-lahan memadat mengambil bentuk tubuh manusia, sedang duduk ditanah yang bercahaya coklat keemasan. Selebat cahaya biru muda membentuk selendang panjang menerpa sosok tersebut dari jarak jauh.Selendang biru muda itu seperti membelai lembut sekujur tubuhnya, lalu perlahan-lahan membelit dan menarik sosok itu untuk berdiri. Sekejab kedua cahaya itu bersatu membentuk jalinan tanpa bentuk yang jelas dan mengkristal menjadi sebuah bola cahaya kuning keperakan lalu melesat cepat menuju arah jingga kemerahan yang tergaris di horizon langit barat. Dan berhenti .....melebur kembali mengambil bentuk lembaran besar cahaya biru tua berpendar putih transparan, bergerak sangat dinamis  tarik menarik ke berbagai arah. Akhirnya perlahan memadat  menjadi dua sosok tubuh cahaya laki-laki dan wanita berdiri diujung tebing sebuah bukit cahaya hijau gemerlapan berpendar kuning terang.

Sejurus kemudian kedua sosok itu menggetarkan diri membentuk butiran-butiran cahaya disekujur tubuh mereka sehingga terpancarkan cahaya kuning keprakan disekeliling tubuhnya, dan langit jingga pun terbelah, muncul segaris cahaya biru terang dengan tepiannya yang putih transparan turun menerpa kedua sosok cahaya yang sudah berwarna kuning dengan pendar keperakan itu. Cahaya langit pun di sambut dari bawah oleh cahaya hijau kekuningan dari perut bumi  keatas membentuk selubung cahaya yang membungkus kedua sosok tersebut. Bergerak dan berpadulah cahaya langit dan bumi dengan pusat kedua sosok cahaya kuning tersebut, membentuk bola kirstal besar yang melingkupi keduanya dengan cahaya yang berwarna warni.Setelah melewati beragam perubahan warna, bola kristal itupun mulai didominasi oleh warna merah dan Jingga. Dengan getaran yang kuat pecahlah selubung Kristal cahaya itu berpendar menjadi banyak kerlap-kerlip beragam warna seperti kunang-kunang diantara selaput warna putih transparan dan kuning keperakan yang membentuk selimut cahaya mewadahi mereka dalam hamparan ujung tebing bukit cahaya tersebut.

Lambat-laun langitpun berubah menjadi ungu kemerahan, titik-titk putih tersebar gemerlapan seluas pandangan. Selimut cahaya kuning keperakan yang terentang disepanjang tebing bukit itupun perlahan menyusutkan diri membentuk gumpalan bola cahaya. Ketika bola cahaya itu berubah warna dari kuning berpendar keperakan menjadi biru transparan kembali bola cahaya itu membentuk lembaran cahaya yang bergerak dinamis tarik menarik keberbagai arah dan perlahan membelah membentuk sosok cahaya putih laki-laki dan perempuan dengan sekeliling permukaannya berpendar warna merah dadu keputihan transparan.  Sejurus hal tersebut kerlap-kerlip cahaya beragam warna tersebut mengumpul menjadi sebuah bola kristal cahaya kuning mengkilat. Dan memancar cahaya kemerahan transparan disekelilingnya. Sejalan cahaya kristalnya meredup bola cahaya itu berubah bentuk menjadi lembaran cahaya putih kuning yang bergerak dinamis perlahan-lahan berputar dan memadat menjadi cahaya putih berpendar warna merah dadu transparan disekelilingnya berbentuk sesosok anak laki-laki. Terlahirlah `Damar Sasangka`

Tidak ada komentar:

Posting Komentar